Partai Amanat Nasional (PAN) diprediksi akan merapat ke Partai Gerindra dalam waktu dekat, sehingga dapat memperkuat koalisi oposisi di Indonesia. PAN dikabarkan akan bergabung dengan Gerindra-PKB yang terlebih dahulu terbentuk dan besar kemungkinan bakal mendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.
Hal ini diungkapkan peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro pada Jumat (5/5/2023). Bawono menilai kecil kemungkinan PAN akan mendekat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), lantaran belum sepaham soal pasangan calon presiden yang bakal diusung. PDI-P hampir pasti mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kontestasi Pilpres tahun depan, dan PAN masih kukuh berharap Ganjar didampingi oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai wakil presiden. Sementara, pencalonan Erick Thohir sebagai pasangan Ganjar belum tentu direstui oleh PDI-P.
Kedua pergerakan politik tersebut akan berdampak pada strategi dan kekuatan politik di tingkat nasional, terutama dalam menghadapi pesta demokrasi yang semakin dekat. Diperkirakan, koalisi oposisi yang terbentuk akan semakin solid dan berpotensi menggeser kekuasaan pemerintah saat ini.
Namun demikian, masih ada beberapa partai yang belum menentukan pilihan politiknya dan masih menjalin komunikasi dengan berbagai kekuatan politik. Hal ini menunjukkan bahwa dinamika politik di Indonesia masih sangat dinamis dan sulit diprediksi.
Perubahan kekuatan politik yang terjadi di Indonesia perlu diikuti dengan respons yang tepat dari seluruh elemen masyarakat, agar kepentingan nasional tetap terjaga dan terwujud. Politik seharusnya tidak menjadi sumber konflik dan perpecahan, tetapi menjadi sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.