PALANGKA RAYA, pilarkalimantan.com – Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palangka Raya akan menggelar rangkaian seminar dan pelatihan jurnalistik pada 2 hingga 4 Juni 2023 mendatang. Seminar jurnalistik dengan tema “Peran Pers Menjaga Keharmonisan Bernegara Menjelang Pemilu 2024” akan menjadi rangkaian pembuka dari pelatihan tersebut.
Seminar ini akan menghadirkan beberapa narasumber, diantaranya dari Polda Kalimantan Tengah (Kalteng), Persatuan Wartawan Indonesia Kalteng, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kalteng, Badan Pengawas Pemilu Provinsi Kalteng, dan dari tokoh akademisi akan menghadirkan Rektor Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
Direktur Utama LAPMI HMI Cabang Palangka Raya, Andrian Fatkhurrohman kepada awak media menyampaikan bahwa seminar ini dilaksanakan agar mahasiswa dan pemuda memahami bagaimana peran pers bisa menjaga keharmonisan antar sesama anak bangsa pada pesta demokrasi mendatang.
“Selain dihadiri kader HMI, seminar ini akan mengundang mahasiswa dari berbagai kampus serta Cipayung yang lain. Di tengah arus informasi yang tidak dapat dibendung ini, kita berharap para peserta bisa memperoleh kiat agar tidak terjebak dalam hoax ataupun black campaign menjelang pemilu 2024,” kata Andrian didampingi ketua panitia acara Rahul Hanufan, Selasa (30/5/2023).
Seminar ini diantaranya juga diharapkan agar mahasiswa dan pemuda dapat memahami peran pers yang berintegritas jelang pesta demokrasi kedepan.
“Narasumber yang lain juga tentu akan memberikan pemahaman yang sangat diperlukan bagi mahasiswa dan pemuda, agar meski ada yang beda pilihan, namun tetap bisa bersahabat dengan baik,” lanjut Andrian yang juga berprofesi sebagai wartawan.
Lebih lanjut menurut Andrian, kecakapan tentang pengelolaan informasi menjadi hal mendasar yang dibutuhkan oleh mahasiswa dan pemuda.
“Kita sekarang menyambut bonus demografi, dimana jumlah usia produktif menjadi lebih dominan keberadaaanya. Mahasiswa dan pemuda harus menyambut peluang ini dengan salah satunya cakap mengelola informasi. Sekarang ini semua informasi tersedia, baik di media sosial maupun di internet. Jika kita tidak mampu bijak dan cakap, maka rentan temakan hoax dan mudah diadu domba dalam menyikapi perbedaan,” jelasnya.
Ditambahkan Andrian terkait pelatihan jurnalistik akan dilaksanakan setelah pelaksanaan seminar. Peserta pelatihan jurnalistik akan menerima training selama 3 hari.
“Pelatihan ini tiga hari dilaksanakan. Kita berharap peserta pelatihan ini nantinya dapat menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari pemateri. Tentu outputnya yang kita harapkan yakni bisa menulis dan memahami ilmu dasar tentang jurnalistik,” pungkasnya. (Yudhi/Elianto)