Palangka Raya, pilarkalimantan.com – Industri kelapa sawit memiliki peran penting dalam perekonomian di Kalimantan Tengah. Sektor ini merupakan salah satu komoditas unggulan, namun seringkali terjadi konflik antara para pekerja dan pengusaha.
Untuk mengatasi hal tersebut, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menggelar Lokalatih Dialog Sosial Untuk Hubungan Industrial yang Efektif dan Produktif pada Sektor Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah yang berlangsung selama dua hari 20-21 Februari 2024 di Hotel Best Western Batang Garing Jalan RTA Milono Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Kegiatan ini juga didukung oleh International Labour Organization (ILO) dan melibatkan Jejaring Serikat Pekerja Serikat Buruh Sawit Indonesia (JAPBUSI), Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dan stakeholder ketenagakerjaan industri kelapa sawit di Kalteng.
Kegiatan ini diawali dengan seminar tripartit dan dan dilanjutkan dengan rangkaian pelatihan yang melibatkan 40 peserta yang merupakan perwakilan pihak manajemen dan serikat pekerja/perwakilan pekerja dari 20 perusahaan anggota GAPKI Kalimantan Tengah.
Disela-sela kegiatan, Koordinator Proyek Nasional di International Labour Organization (ILO) Yunirwan Gah, kepada awak media menyampaikan, bahwa Kegiatan pelatihan lokal yang berlangsung selama 2 hari bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan kesadaran terkait kerjasama antara pekerja dan manajemen dalam konteks hubungan di sektor kelapa sawit
“Tujuan Kegiatan ini memperkuat dan juga meningkatkan kesadaran terkait dengan kerjasama antara pekerja dan juga manajemen dalam konteks hubungan di parkir agar bisa lebih harmonis yang nantinya bisa berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas dan juga peningkatan Citra sawit ya di kancah perdagangan internasional,” ucap Yunirwan Gah, Rabu (21/2/2024)
Lebih lanjut Yunirwan juga menekankan pentingnya setiap perusahaan memiliki kelembagaan khusus di lapangan yang baik dan praktik-praktik yang dapat membina hubungan industrial yang baik antara pekerja dan manajemen
“kegiatan ini juga mendorong agar kerjasama tidak hanya terkait dengan hubungan industrial, tetapi juga berbaga permasalahan dan kondisi yang ada di tempat kerja, seperti keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta kondisi kerja lainnya yang berkaitan dengan industri sawit, ” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Pengurus Bidang Pengembangan SDM GAPKI Memed Kosasih, menambahkan dalam upaya mencapai tujuan sawit yang berkelanjutan dalam bidang ketenagakerjaan dan memastikan bahwa pekerja di sektor sawit dianggap sebagai mitra perusahaan dan memiliki program-program yang mendukung kesejahteraan mereka
“Dialog sosial menjadi kunci utama dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul, baik yang bersifat kecil maupun besar, demi kelangsungan program dan industri sawit yang berkelanjutan. Melalui kolaborasi yang didasari oleh kesamaan visi dan misi antara Serikat pekerja dan manajerhen perusahaan, diharapkan tercipta kerjasama yang harmonis untuk memajukan industri sawit Indonesia,” imbuhnya.
Lebih lanjut, memed menjelaskan, dengan melibatkan narasumber dari ILO, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dan Dinas Ketenagakerjaan, diharapkan tercipta sinergi yang kuat dalam mencapai tujuan bersama.
“Dengan demikian, upaya untuk menjadikan industri sawit lebih berkelanjutan tidak hanya terfokus pada aspek lingkungan, tetapi juga pada aspek ketenagakerjaan yang adil dan berkelanjutan,” tutupnya.
Sementara itu, sebelumnya Kepala Provinsi Kalteng, Farid Wajdi saat membuka kegiatan ini menyampaikan bahwa tidak ada niatan dari perusahaan untuk tidak menyejahterakan pekerja, namun dalam kondisi sehari-hari, sering terjadi miskomuniasi sehingga menyebabkan konflik.
“Salah satu yang perlu dilakukan adalah dialog sosial sebagaimana tujuan kegiatan hari ini yang harapannya dapat diimplementasikan di perusahaan. Pekerja dan pengusaha melakukan dialog sosial dengan tangan terbuka dan siap bekerjasama,” ucap Farid Wajdi.
Beliau juga mengapresiasi GAPKI atas diadakannya lokalatih dialog sosial ini.
“Kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi perusahaan dan serikat pekerja dalam meningkatkan komunikasi dan menjalin hubungan yang harmonis,” terangnya. (Elianto S)