Oplus_131072
Palangka Raya, pilarkalimantan.com – Pemerintah Kota Palangka Raya terus menegaskan komitmennya dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan menggandeng seluruh elemen masyarakat.
Hal ini disampaikan oleh Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Palangka Raya, Gloriana Aden saat membuka kegiatan Sosialisasi Pencegahan Karhutla dan Pelatihan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) di Aula Alltrue Hotel Palangka Raya, Selasa (22/07/25).
Dalam sambutannya, Gloriana menyatakan bahwa ancaman karhutla tidak bisa dianggap remeh. Perubahan iklim global serta musim kemarau yang panjang membuat daerah rawan karhutla harus semakin waspada. Oleh karena itu, dibutuhkan sinergi nyata antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi persoalan ini.
“Masalah karhutla bukan hanya menjadi isu lokal, tetapi juga nasional bahkan global. Kota Palangka Raya sebagai bagian dari kawasan rawan karhutla perlu terus memperkuat langkah-langkah antisipatif melalui edukasi, pengawasan, dan kerja sama lintas sektor,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kebakaran lahan bukan hanya berdampak pada kerusakan lingkungan, tetapi juga membawa kerugian besar secara sosial dan ekonomi. Asap yang ditimbulkan sangat merugikan masyarakat, mulai dari sektor kesehatan, pendidikan, transportasi, hingga aktivitas ekonomi lokal.
Lebih lanjut, Gloriana mengajak semua pihak, termasuk aparat kelurahan dan kecamatan, tokoh masyarakat, serta pelaku usaha, untuk mengambil peran aktif dalam kampanye pencegahan karhutla. Ia menyebutkan pentingnya membangun kesadaran kolektif bahwa menjaga lingkungan adalah bentuk tanggung jawab bersama.
Pemerintah Kota kata Gloriana, tidak akan mampu bekerja sendiri tanpa dukungan masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan sosialisasi ini menjadi bagian penting dari strategi membangun pemahaman dan keterlibatan warga dalam upaya pencegahan karhutla yang berkelanjutan.
“Perlu terus kita ingatkan bahwa membuka lahan dengan cara membakar bukanlah solusi yang bijak. Justru itu akan menimbulkan masalah baru dan berpotensi memicu bencana,” tambahnya.
Di akhir sambutannya, Gloriana berharap seluruh peserta kegiatan dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing. Dengan begitu, upaya pencegahan karhutla tidak hanya berhenti di ruang sosialisasi, tetapi benar-benar diterapkan di lapangan sebagai langkah nyata membangun Palangka Raya yang hijau dan berkelanjutan. (Es)
